Pages

Powered by Blogger.

Tuesday, 27 September 2016

Kebakaran

   Api sangat penting bagi kehidupan, karena api memberikan banyak manfaat. Api dapat dijadikan penerangan, memberikan kehangatan, berfungsi dalam mengolah makanan dll. Jika banjir adalah air yang ketinggiannya melebihi batas normal. Maka kebakaran adalah api yang tidak dapat dikendalikan. Api menjadi berbahaya kita manusia tidak dapat mengendalikannya. Kebakaran dapat disebabkan oleh faktor alam dan juga kecerobohan manusia.
     Rata-rata peir menyambar bumi 100.000 kali perhari. Tetapi kebakaran lebih banyak disebabkan oleh kecerobohan manusia, seperti pembakaran hutan, membuang puntung roko sembarangan, kompor yang meledak, korsleting atau hubungan pendek listrik dll. Kebakaran menyengsarakan kehidupan manusia, binatang dan tumbuhan yang hidup di wilayah tersebut. Kebakaran bahkan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem lingkungan. Kebakaran hutan mengakibatkan hilangnya pohon-pohon yang mempengaruhi daya serap air. Kebakaran hutan secara tidak langsung dapat menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor. Kebakaran hujan juga dapat menimbulkan kepulan asap yang menyebabkan gangguan pernafasan dan penglihatan.
     Banyak orang yang tidak menyadari perilaku atau kebiasaannya dapat mengakibarkan kebakaran. Kelalaian manusia ini kadang menimbulkan kerugian besar dan korban jiwa.
A. Jenis kebakaran
Di Indonesia, kebakaran di bagi menjadi 4 (empat) kelas sebagai berikut:
Kebakaran Kelas A, yaitu kebakaran yang disebabkan benda-benda padat, misalnya kayu, plastik, kertas, kain dll
Kebakaran Kelas B, yaitu kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda yang mudah terbakar, biasanya terbentuk cairan sepeti minyak tanah, bensin, solar, alkohol dll
.Kebakaran Kelas C, yaitu kebakaran yang disebabkan oleh listrik dan bahan kimia kering.


Kebakaran Kelas D, yaitu kebakaran yang melibatkan bahan bakar logam, seperti titanium, sodium, magnesium, potasium,dll.
B. Waspada Kebakaran
     Api terjadi karena persenyawaan dari sumber panas, benda yang mudah terbakar dan oksigen. Sumber panas bisa berassal dari energi elektron (listrik statis atau dinamis), sinar matahari, reaksi kimia dll. Benda-benda yang mudah terbakar misalnya bahan-bahan kimia, bahan bakar minyak atau gas, kayu, plastik, kertas dll. Sedangkan kadar oksigen di udara (atmosfer) sekitar 20%.
    Apabila ketiga unsur tadi bersenyawa, terjadilah api. Maka untuk mencegah terjadinya kebakaran, kita harus mengontrol terjadinya persenyawaan anatra ketiganya.
    Ketika kita berada di alam terbuka, udara dan benda-benda yang mudah terbakar ada dimana-mana. Maka dari itu, tidak anehkebakaran hutan sering terjadi pada musim kemarau. Pergesekan antara rumput kering yang menimbulkan panas, menimbulkan kobaran api yang sulit untuk dikendalikan.
    Jika kita berada di dalam sebuah bangunan, pahami selalu dimana letak pintu keluar, pintu darurat dan tangga darurat. Di banyak gedung disediakan Alat Pemadam api Ringan (APAR) atau fire extinguisher, yang dikenal juga sebagai “racun api”. Bentuknya berupa tabung, biasanya berwarna merah atau perak. APAR disimpan di tempat yang mudah dijangkau, kadang dilindungi kotak kaca yang mudah dihancurkan, jika keadaan darurat terjadi.
    APAR adalah peralatan yang mudah dibawa kemana-mana (portabel), kadang-kadang dioperasikan dengan roda, yang berisi bahan pemadam kebakaran. APAR berisi bahan bertekanan tinggi, yang tujuannya untuk dapat disemprotkan untuk memadamkan kebakaran. APAR memiliki berbagai ukuran yang disesuaikan dengan besar kecil risiko kebakaran di suatu bangunan. Ukuran APAR di pabrik yang menggunakan mesin-mesin akan lebih besar daripada yang disediakan di gedung perkantoran.
    APAR memiliki media pemadam sesuai dengan jenis kelas kebakarannya, antara lain:
Bahan kimia kering (dry chemical). Media yang digunakan yaitu partikel-partikel kimia yang dicampur secara khusus sehingga dapat menyerap panas. Bahan kimia ini akan merusak reaksi kimia pembakaran dengan membentuk selaput pada permukaan bahan yang terbakar. Kebakaran kelas A, B dan C dapat dipadamkan dengan menggunakan APAR yang menggunakan bahan kimia kering.Busa (foam) atau Aqueous Film Forming Foam (AFFF). Media yang digunakan adalah campuran busa yang dilarutkan dalam air. Busa ini berfungsi sebagai penghalang udara dengan uap bahan bakar dengan membentuk lapisan hidrokarbon pada permukaan bahan bakar. Biasanya digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas D.Media yang digunakan adalah senyawa gas hidrokarbon yang gugus hidrogennya diganti dengan atom halogen atau atom bromine. Karena sifat halon yang stabil, ia dapat mengikat oksigen sehingga memutus rantai reaksi kimia pada proses pembakaran. Halon digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas C. Tetapi karena sifatnya yang merusak ozon, halon jarang digunakan di Indonesia.Karbondioksida (CO2). Media yang digunakan adalah gas karbondioksida, karena gas karbondioksida, karena gas ini dapat menyingkirkan oksigen dari bahan yang terbakar dan memisahkannya dari bahan bakar.karbon dioksida lebih berat dari oksigen, maka yang digunakan adalah karbondioksida cair dengan tekanan tinggi. Karbon dioksida ini bersuhu -78o C, sehingga juga mampu memadamkan dengan mendinginkan. Media ini digunakan untuk kebakaran kelas C.Media yang digunakan adalah air murni yang disimpan dalam tabung bertekanan. Tabung APAR dengan media air biasanya berwarna perak. Media ini digunakan untuk kebakaran kelas A.Bubuk (powder). Media yang digunakan adalah campuran antara sodium klorid fan material thermoplastik. Media ini digunakan untuk kebakaran kelas D.Kimia basah (wet chemical)Media yang digunakan adalah campuran berbahan dasar potassium asetat, yang digunakan untuk memadamkan bahan yang digunakan untuk memadamkan bahan yang digunakan dalam proses memasak. Campuran ini akan mendinginkan bahan yang terbakar dan membentuk lapisan antara api dan udara.
APAR memilii kemampuan jangkauan yang berbeda sesuai dengan media yang digunakan dan ukurannya. Perhatikan arah angin sebelum menyemprotkannya. Jangan berlawanan, dilengkapi dengan cara penggunaannya. Bertindaklah tepat dan cepat.

C. Bertindak Tepat Saat Kebakaran
Pahami bangunan di manapun kamu berada. Ingat-ingat di mana jalan keluar atau pintu darurat. Perhatikan juga letak alat pemadam api Ringan (APAR) atau tombol alarm kebakaran.Jika kamu mendengar tanda bahaya kebakaran seperti asap dan bunyi alarm, jangan panik dan tetap tenang. Hubungi segera petugas penyelamat untuk mendapat pertolongan.Jika kamu terjebak di dalam ruangan, tutup celah pintu dengan kain atau handuk basah.Merangkaklah di bawah asap, bernafaslah pendek-pendek.Mintalah pertolongan, beritahulah dimana posisi kamu berada, cobalah menarik perhatian regu penyelamat misalnya dengan mengibas kain.c
C. Kesiapsiagaan Kebakaran
Pastikan mematikan kompor dan alat-alat listrik setelah selesai digunakan.Jangan biarkan kabel alat-alat listrik tetap tersambung jika tidak digunakan.Periksa secara teratur jika ada kabel yang terkelupas.Sebelum tidur atau meninggalkan rumah, pastikan tidak ada kompor atau alat listrik yang tidak perlu menyala.Jika menggunakan kompor minyak, jangan mengisinya terlalu penuh dan jangan biarkan minyak berceceran.Jangan meletakkan kompor terlalu dekat ke dinding rumah.Simpanlah bahan-bahan yang mudah terbakar dengan aman. Jangan di dekat kompor atau sumber api lainnya.Jika menggunakan kompor gas, letakkan kompor gas di ruangan yang ventilasinya bagus, sehingga terjadi pertukaran udara.Jangan memasang stop kontak bertumpuk-tumpuk. Kabel yang panas dapat meleleh dan menimbulkan percikan api.Jangan membakar sampah di tengah terik matahari atau pada saat angin bertiup kencang.

0 komentar:

Post a Comment